Sebuah unggahan yang menyebut kondisi susah sinyal terjadi saat konser Blackpink ramai dibicarakan warganet di media sosial Twitter. Pada Sabtu (11/3/2023), seorang warganet membagikan keluhannya saat menunggu konten dari para penonton konser grup Kpop, Blackpink. Para penonton konser mengatakan kalau mereka kesulitan karena tidak ada sinyal di lokasi konser. ???? Pantesan dari awal mulai ditungguin kok jahat banget ga ada yang update samasekali ternyata pada ga ada sinyal???????? pic.twitter.com/KECA1ppBqn — convomfs (@convomfs) March 11, 2023 "Pantesan dari awal mulai ditungguin kok jahat banget nggak ada yang update sama sekali ternyata pada nggak ada sinyal," tulisnya melalui akun ini. Hingga Senin (13/3/2023) sore, unggahan tersebut tayang sebanyak 1,1 juta kali, disukai 11.700 pengguna, dan dikutip 611 kali. Lalu, mengapa sinyal ponsel menjadi sulit saat berada di konser?
Pakar keamanan siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya menjelaskan, kondisi ini terjadi akibat terlalu banyak orang yang mengakses jaringan seluler dari satu tempat. "Susah sinyal karena keterbatasan tiang BTS menangani pengakses dalam jumlah luar biasa besar," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/3/2023). Alfons menyatakan, kondisi ini umum terjadi setiap kali ada penumpukan massa yang menggunakan layanan seluler yang sama pada saat bersamaan. Selain itu, menurutnya, setiap tiang BTS memiliki kapasitas maksimal dalam menampung pengguna. Kapasitas ini antara 1.000 hingga 2.000 koneksi.
Di sisi lain, Alfons juga mengatakan kalau sinyal di dalam ruangan, seperti stadion, memang lebih mudah hilang daripada di luar ruangan. Hal ini karena sinyalnya tidak sampai ke dalam. "Karena memang sinyal tidak bisa menembus tembok. Jadi memang di ruang terbuka lebih mudah mendapatkan sinyal," lanjutnya. Ia mengungkapkan, sinyal di dalam ruangan akan lebih bagus kalau dipasang repeater atau atau perangkat khusus yang berfungsi untuk menerima dan memperluas jangkauan sinyal. Alat ini akan meneruskan sinyalnya di dalam ruangan meskipun sinyal seluler dari BTS tidak sampai. Tidak hanya itu, Alfons mengatakan kalau jarak dan penghalang jaringan juga memengaruhi penerimaan sinyal ke gawai. Semakin jauh suatu lokasi dari tiang BTS maka sinyalnya semakin buruk. Begitu pula jika ada banyak penghalang antara tower dengan ponsel. "Misal terhalang kaca, terhalang tembok, pohon, dan seterusnya," ujar Alfons.
Solusi susah sinyal Kepala Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Dahlian Persadha menegaskan alasan yang sama. Menurutnya, tiang BTS memiliki jumlah pengguna yang terbatas. "Setiap BTS hanya mampu menampung jumlah koneksi berbarengan yang terbatas, sehingga kalau ada banyak massa di satu tempat sudah pasti BTS akan overload," ujarnya kepada Kompas.com. Saat satu BTS melayani lebih dari 1.000-2.000 koneksi, pasti penggunanya akan rebutan sinyal.
"Bisa lelet banget atau bahkan nggak bisa komunikasi sama sekali," tambahnya. Hal ini juga akan menyebabkan masyarakat kelihatan memiliki sinyal ponsel yang penuh tapi tidak bisa digunakan untuk komunikasi. Pratama menjelaskan, masing-masing provider seluler memiliki beberapa tiang BTS. Biasanya letak tiang ini berdekatan. Ini menyebabkan adanya proses handover sinyal saat seseorang berjalan dari satu tempat ke tempat lain.
"Contohnya, kalau jalan pakai kendaraan kan sinyalnya dapat terus, walaupun BTS-nya beda-beda. Itu yang namanya proses handover antar BTS," jelasnya. Menurutnya masing-masing operator punya hitung-hitungannya sendiri terkait lokasi yang paling efektif dan efisien untuk memasang BTS. Untuk mengatasi susah sinyal saat konser, Pratama menjelaskan dua solusi dari sisi pihak promotor dan penonton. Dari sisi promotor atau penyelenggara konser, ia menyarankan agar dipasang tiang BTS sementara. "Sehingga kalau ada event yang banyak mengumpulkan massa, harusnya ditambah dengan beberapa BTS portabel," ujarnya. Solusi berikutnya yang bisa dilakukan penonton adalah dengan mengatur agar ponsel hanya menggunakan sinyal seluler 2G atau 3G, bukan 4G. "Walaupun lebih lambat tapi lumayan masih bisa konek sedikit," kata Pratama.