*Korban Tewas di Gaza Naik Lagi Jadi 4.651 Orang

gaza

KODEMIMPI - Jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan Israel terus bertambah.

Kementerian Kesehatan yang dikendalikan Hamas pada Minggu (22/10/2023) mengatakan, sedikitnya 4.651 orang telah tewas di Gaza sejak dimulainya perang.

Dari jumlah tersebut, dikatakan 1.873 di antaranya adalah anak-anak.

Serangan Israel sendiri kali ini dilakukan sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Dengan ini, jumlah korban tewas di Gaza berarti telah naik 266 hanya dalam kurun waktu sehari.

Kementerian Kesehatan yang dikendalikan Hamas kali juga mengumumkan jumlah korban terluka terbaru akibat serangan Israel di Gaza, yakni mencapai 14.245 orang.

Di sisi Israel, Militer negara itu mengatakan sedikitnya 1.400 orang tewas setelah Hamas menyerbut Israek dari Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober. Menurut para pejabat Israel, sebagian besar korban adalah warga sipil.

Itu merupakan serangan terburuk terhadap warga sipil dalam sejarah Israel dan bertepatan dengan berakhirnya hari raya keagamaan Sukkot.

  • Kerusakan di Gaza

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 40 persen perumahan di Gaza telah rusak atau hancur. PBB mengungkap hal itu dengan mengutip keterangan dari otoritas setempat.

Sementara, Israel disayangkan telah menghentikan pengiriman makanan, air, bahan bakar, dan listrik.

Israel dilaporkan telah mengerahkan puluhan ribu tentara di sekitar wilayah kantong tersebut untuk melakukan invasi darat. Dikatakan, bahwa serangan harian mereka telah menewaskan banyak pemimpin dan komandan militer Hamas.

Pada Sabtu kemarin, juru bicara militer Israel Laksamana Daniel Hagari, mengatakan negaranya sekarang akan mengintensifkan pengeboman untuk meminimalkan risiko terhadap pasukannya ketika mereka memulai invasi darat.

Israel telah memperingatkan lebih dari satu juta penduduk Gaza utara untuk pindah ke selatan demi keselamatan mereka, dan PBB mengatakan lebih dari separuh penduduk wilayah kantong tersebut kini menjadi pengungsi internal.

Ratusan ribu warga sipil diyakini masih tinggal di dan sekitar Kota Gaza di utara, tidak mau atau tidak bisa meninggalkan wilayah tersebut.